Sabtu, 26 Maret 2011

Ani Suryani (Kelas IX D) - Lapisan Matahari

 Nama : Ani Suryani
Kelas : IX D
facebook Ani


LAPISAN MATAHARI

Pengertian dan Arti Matahari Beserta Susunan Lapisan Matahari :

(Pengertian dan Arti Matahari Beserta Susunan Lapisan Matahari) – Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Matahari serta kedelapan buah planet (yang sudah diketahui/ditemukan oleh manusia) membentuk Tata Surya. Matahari dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G.


Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata tidak berbentuk bulat betul. Matahari mempunyai katulistiwa dan kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek. Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar, karena 98% massa Tata Surya terkumpul pada matahari.
Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari, yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat.
Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah 1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan Bumi yang dikenali sebagai konstan surya menyamai 1.370 watt per meter persegi setiap saat. Matahari sebagai pusat Tata Surya merupakan bintang generasi kedua. Material dari matahari terbentuk dari ledakan bintang generasi pertama seperti yang diyakini oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini terbentuk oleh ledakan big bang sekitar 14.000 juta tahun lalu.
Menurut Albert Einstein, besarnya energi dalam reaksi inti sama dengan besarnya massa yang hilang dialikan kuadrat kecepatan cahaya.
Pernyataan tersebut dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut:
E= m x c2
Keterangan:
E = energi matahari (joule)
m=massa inti yang hilang(kg)
c =kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara yang besarnya 3 x 108 m/s

Susunan Lapisan Matahari:
Lapisan Inti Matahari
Inti matahari adalah tempat berlangsungnya reaksi fusi hidrogen menjadi inti helium dan menghasilkan reaksi yang sngat besar. Suhu inti matahari mencapai 15 juta kelvin.

Lapisan Fotosfera pada Matahari
Lapisan Fotosfera adalah bagian permukaan matahari yang dapat kalian lihat sehari-hari, atau disebut juga lapisan cahaya. Suhu di bagian dalam fotosfera kira-kira 6000 kelvin.

Lapisan Kromosfera pada Matahari
Lapisan kromosfera dapat terlihat saat terjadi gerhana matahari. Kromosfera tersusun dr lapisan hidrogen. Suhu lapisan kromosfera di dekat korona mencapai 10.000 kelvin, sedangkan di lapisan luarnya kurang lebih 4000 kelvin

Lapisan Korona pada Matahari
Lapisan Korona ini dapat dilihat pada saat terjadi gerhana matahari berupa lingkaran putih yang mengelilingi matahari. Lapisan korona mengandung gas yang sangat tipis bersuhu 1 juta kelvin. Korona berwarna abuabu akibat tumbukan ion-ion pada suhu yang sangat tinggi.
 Beberapa Susunan Lapisan Matahari

   SUMBER :



MISTERI LAPISAN TERATAS ATMOSFIR MATAHARI TERKUAK

 (Epochtimes.co.id)

Salah satu misteri abadi dalam fisika surya yaitu mengapa atmosfer terluar Matahari, atau korona, jutaan derajat lebih panas daripada permukaannya.

Sekarang ilmuwan percaya bahwa mereka telah menemukan sumber utama gas panas yang terus-menerus mengisi ulang korona: semburan plasma yang menyeruak keluar dari permukaan Matahari.

Penemuan ini menyebabkan munculnya pertanyaan paling mendasar dalam astrofisika: bagaimana energi bergerak dari bagian dalam Matahari untuk menciptakan lapisan atmosfer terluar yang panas.

“Hal itu menjadi teka-teki yang cukup membingungkan mengapa lapisan atmosfer terluar Matahari lebih panas daripada permukaannya sendiri,” ujar Scott McIntosh, seorang fisikawan surya dari High Altitude Observatory of the National Center for Atmospheric Research (NCAR) di Boulder, Colorado.

“Dengan mengetahui bahwa ternyata semburan jet itulah yang memasukkan plasma panas ke atmosfer terluar Matahari, kita bisa mendapat pengetahuan yang luar biasa besar mengenai keadaan wilayah itu dan kemungkinan untuk meningkatkan pengetahuan kita mengenai pengaruh Matahari atas atmosfer terluar planet kita.

Penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Science, dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan yang berasal dari Lockheed Martin’s Solar and Astrophysics Laboratory (LMSAL), NCAR, dan University of Oslo.

“Pengamatan ini merupakan langkah yang signifikan dalam memahami temperatur yang muncul di korona Matahari,” kata Rich Behnke dari NSF’s Division of Atmospheric and Geospace Sciences.

“Hal itu memberikan pandangan baru mengenai sumber energi Matahari dan bintang-bintang lain. Hasilnya juga merupakan suatu contoh baik mengenai kekuatan dari kerjasama yang dilakoni oleh berbagai universitas, industri pribadi, dan ilmuwan dan organisasi-organisasi pemerintah.

Kelompok ilmuwan ini memusatkan penelitian mereka ke semburan plasma yang dikenal sebagai spicules, yang menyerupai air mancur plasma yang menyembur keluar dari dekat permukaan Matahari ke atmosfer teratas.

Selama beberapa dekade, ilmuwan percaya bahwa spicules dapat mengirimkan panas ke korona. Akan tetapi, berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada tahun 80-an, ditemukan bahwa spicules ini tidak mencapai temperatur koronal, karena itu teori ini kemudian diabaikan.

“Pemanasan spicules hingga jutaan derajat belum pernah diamati secara langsung, oleh karena itu peran mereka dalam memanaskan korona dianggap mustahil,” kata Bart De Pontieu, kepala peneliti sekaligus fisikawan surya di LMSAL.

Pada 2007, De Pontieu, McIntosh, dan rekan-rekannya menemukan klas baru spicules yang bergerak lebih cepat dan berlangsung lebih singkat daripada spicules yang biasanya.

Spicules “Tipe II” ini menyeruak keluar dalam kecepatan tinggi, terkadang melebihi 100km/detik sebelum menghilang.

Kemunculan yang cepat dari semburan ini menandakan bahwa plasma yang mereka bawa kemungkinan sangat panas, tapi bukti pengamatan langsung mengenai proses ini hilang.

Tidak menyerah begitu saja, para peneliti kemudian menggunakan pengamatan baru lewat instrumen Atmospheric Imaging Assembly yang terpasang pada Solar Dynamics Observatory dan NASA’s Focal Plane Package for the Solar Optical Telescope (SOT) pada satelit milik Jepang Hinode yang diluncurkan baru-baru ini untuk menguji hipotesis mereka.

“Resolusi yang amat tajam dan canggih dari instrumen ini memainkan peranan penting dalam percobaan menguak suplai massa koronal yang tersembunyi ini,” jelas McIntosh.

“Pengamatan kami mengungkapkan, untuk pertama kalinya, koneksi satu-satunya antara plasma yang memanas hingga jutaan derajat, dan spicules yang menjadi penghantar masuknya plasma ini ke korona.

Penemuan ini menyebabkan munculnya tantangan pengamatan terhadap teori mengenai pemanasan koronal yang sudah muncul.

Selama beberapa dekade belakangan ini, para ilmuwan mengajukan berbagai model teori, tetapi semua itu terhalang oleh kurangnya pengamatan yang signifikan.

“Salah satu tantangan terbesar yaitu memahami apa yang membuat material di dalam spicules memanas,” tambah De Pontieu.

Satu langkah kunci menurut De Pontieu, adalah pemahaman yang lebih baik wilayah-wilayah antara permukaan Matahari, atau fotosfer dan korona.

Misi lain yang akan segera dilakoni oleh NASA, Interface Region Imaging Spectrograph (IRIS), dijadwalkan meluncur pada 2012 untuk menyediakan data akurat mengenai proses-proses kompleks, tingkat kecermelangan, kepadatan, suhu, dan medan magnet antara fotosfer dan korona. Peneliti berharap misi ini akan mengungkap lebih banyak lagi mengenai pemanasan spicules dan mekanisme yang membuatnya menyembur.  (Science Daily/den)

SUMBER :

Lapisan-Lapisan Matahari

Wujud matahari adalah bola gas berpijar yang sangat besar. Berpijarnya bola gas tersebut disebabkan oleh adanya reaksi fusi di bagian inti matahari. Oleh karena itu. inti matahari mempunyai suhu yang paling tinggi dibandingkan bagian-bagian yang lain. Berdasarkan letaknya, susunan lapisan matahari dapat dibedakan menjadi empat macam. Lapisan-lapisan tersebut mulai dari yang terdalam berturut-turut adalah lapisan inti, fotosfer, kromosfer, dan korona.
Inti
Inti merupakan bagian yang paling dalam dari matahari. Suhu di lapisan ini diperkirakan mencapai l6 juta oC. Oleh karena itu, di lapisan inilah reaksi fusi dapat berlangsung. Energi hasil reaksi fusi dipancarkan ke luar secara radiasi.
Fotosfer (Lapisan Cahaya)
Fotosfer merupakan permukaan matahari yang tebalnya kurang lebih 350 km. Lapisan inilah yang memancarkan cahaya sangat kuat. Oleh karena itu. fotosfer juga disebut lapisan cahaya. Suhu di fotosfer diperkirakan rata-rata 6.000 oC. Pada suhu tersebut, suatu benda memancarkan cahaya berwarna kuning. Hal ini sesuai dengan cahaya matahari yang berwarna kekuning-kuningan.
Kromosfer
Kromosfer merupakan lapisan gas dli atas fotoser yang tebalnya sekitar l6.000 km. Oleh karena itu, kromosfer sering disebut lapisan atmosfer matahari. Di lapisan bawah (dekat fotosfer). suhu kromosfer diperkirakan sekitar 4.000 oC. Makin ke atas. suhu kromosfer makin tinggi. Pada lapisan yang paling atas.,suhu kromosfcr diperkirakan mencapai 10.000 oC. Kromosfer.hanya dapat dilihat pada saat terjadi gerhana matahari total. Pada saat itu. Kromosfer tampak seperti gelang atau cincin yang berwarna merah.
Korona
Korona mempakan lapisan matahari yang paling luar. lapisan ini juga sering disebut lapisan atmosfer matahari bagian luar. Korona juga merupakan lapisan gas yang sangat tipis. Gas tersebut sering tampak seperti mahkota putih cemerlang yang mengelilingi rnatahari. Oleh karena itu, lapisan gas tersebut disebut korona, artinya mahkota. Karena merupakan lapisan gas tipis. bentuk korona selalu berubah-ubah. Tebal korona diperkirakan mencapai 2,5 juta km. Adapun suhunya diperkirakan mencapai 1 juta oC Korona dapat diamati setiap saat dengan teleskop. Teleskop yang digunakan untuk mengamati korona disebut koronagraf

SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar yang sopan ya !!!!!!!