Sabtu, 26 Maret 2011

Indah Kumala Sari (Kelas IX C) - Dataran Rendah


 Nama: Indah Kumala Sari 
Kelas: IX C

DATARAN RENDAH

Dataran rendah adalah tanah yang keadaannya relatif datar dan luas sampai ketinggian sekitar 200 m dari permukaan laut. Tanah ini biasanya ditemukan di sekitar pantai, tetapi ada juga yang terletak di pedalaman. Di Indonesia banyak dijumpai dataran rendah, misalnya pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa Barat, pantai selatan Kalimantan, Irian Jaya bagian barat, dan lain-lain. Dataran rendah terjadi akibat proses sedimentasi. Di Indonesia dataran rendah umumnya hasil sedimentasi sungai. Dataran rendah ini disebut dataran aluvial. Dataran aluvial biasanya berhadapan dengan pantai landai laut dangkal. Dataran ini biasanya tanahnya subur, sehingga penduduknya lebih padat bila dibandingkan dengan daerah pegunungan


Sungai merupakan salah satu sumber air bagi kehidupan yang ada di bumi. Baik manusia, hewan dan tumbuhan semua makhluk hidup memerlukan air untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sungai mengalir dari hulu ke hilir bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Air sungai berakhir di laut sehingga air yang tadinya terasa tawar menjadi asin terkena zat garam di laut luas.

Arti danau adalah suatu cekungan pada permukaan bumi yang berisi air. Danau dapat memiliki manfaat serta fungsi seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai PLTA atau pembangkit listrik tenaga air, sebagai tempat usaha perikanan darat, sebagai sumber penyediaan air bagi makhluk hidup sekitar dan juga sebagai pengendali banjir dan erosi.


 
1. Pelestarian Lahan Potensial di kawasan Pantai
Untuk menjaga kelestarian lahan potensial di kawasan pantai antara lain:
a. Tidak melakukan pengeringan rawa di kawasan pantai atau pengrusakan hutan bakau (mangrove).
b. Membuat sistem saluran air yang dilengkapi dengan pintu air untuk mengatur pergantian air agar pH nya tetap.
c. Tdk menambang pasir
2. Pelestarian Lahan Potensial di Dataran Rendah
Pelestarian lahan potensial di dataran rendah antara lain dengan:
a. Pembuatan/perbaikan saluran air (drainase)
b. Penggunaan lahan secara teratur disesuaikan dengan kondisi fisisnya.
c. Pemupukan tanah dalam jumlah seimbang, untuk menghindari keracunan atau kejenuhan tanah terhadap pupuk.
d. Melakukan sistem pergiliran tanaman (crop rotation).
e. Penanaman pohon niagawi, misalnya bengkirai, gaharu karena pohon tersebut tidak mudah rapuh.

3. Pelestarian Lahan Potensial di Pegunungan/Perbukitan
Usaha pencegahan terjadinya lahan kritis di pegunungan antara lain:
a. <span>Penanaman pohon pelindung (tanaman penutup tanah)</span>. Fungsinya untuk menghambat penghancuran tanah lapisan atas oleh air hujan. Jenis tanaman yang paling cocok adalah tanaman reboisasi (pinus, jati, rasamala, dan cemara).

b. <span>Penanaman secara kontur.</span> Yaitu melakukan penanaman searah dengan garis kontur.
Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar resapan air.
c. <span>Penggunaan tehnik pengolahan lahan secara baik.</span> Yaitu pengolahan tanah menurut garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air.

d. <span>Pembuatan teras. (sengkedan/terrassering)</span>
Fungsinya untuk mengurangi panjang lereng, memperbesar resapan air, dan mengurangi erosi.
e. <span>Pembuatan tanggul/guludan bersaluran</span> Fungsinya agar air hujan dapat tertampung dan meresap dalam tubuh.
f. Penanaman pohon yang dapat membentuk akar banir untuk daerah lereng, contohnya bengkirai, meranti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar yang sopan ya !!!!!!!